Jelang Ramadhan MWCNU Kalitidu adakan silaturahim Lintas Banom

 


Ansorkalitidu.com-Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kalitidu melaksanakan acara silaturahim antar Banom pada Jum'at, 8 Maret 2024 di Aula YPI Islahiyah Kalitidu. Acara ini dihadiri oleh seluruh pengurus ranting NU Se MWC NU Kalitidu beserta BANOM serta KH. Nailin Fauz Misbah dari Ngasem. Acara dimulai dengan pembacaan surat Yasin yang dipimpin oleh K. Sholikin dari pengurus ranting NU Kalitidu dilanjutkan pembacaan tahlil oleh KH. Ahmad Hadi selaku PJ Rois Syuriah MWC NU Kalitidu.


Dalam sambutannya, Pak Solikin Ashuri S.Pd. selaku Ketua Tanfidziyah MWC NU Kalitidu menyampaikan rasa syukurnya bahwa pasca pemilu NU dan Banom dapat kembali bersilaturahim dan membangun kebersamaan dengan menghilangkan perbedaan serta bersatu dalam kebaikan. Beliau juga menekankan pentingnya memupuk persatuan dan kesatuan antara Badan Otonom Nahdlatul ulama.


KH. Nailin Fauz Misbah dalam ceramahnya juga menyampaikan pandangannya terkait perbedaan dalam penentuan awal puasa antara organisasi NU dan Muhammadiyah. Beliau menjelaskan bahwa meskipun kedua organisasi memiliki formula penentuan yang berbeda, namun hal tersebut dapat diatasi dengan saling menghargai dan saling menghormati dengan tetap mengedepankan rasa persaudaraan.



Acara silaturahim ini berlangsung dengan penuh khidmat dan diakhiri dengan do'a oleh KH. Ahmad Hadi. Kebersamaan dan kepedulian MWC NU dan Banom serta Persatuan Warga Nahdliyin khususnya dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan menjadi fokus utama dalam acara ini.


Namun demikian, perbedaan pandangan dalam penentuan awal puasa tetap saja menjadi isu yang perlu disikapi dengan bijak. Oleh karena itu, sebagai warga NU yang memegang teguh prinsip persaudaraan dan kerukunan, kita harus memiliki sikap toleransi dan menghormati perbedaan antar sesama.


Dalam penentuan awal puasa Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yaitu perhitungan matematika berdasarkan posisi matahari dan bulan. Sedangkan NU menggunakan metode rukyat, yaitu menyaksikan hilal secara langsung. Kedua metode tersebut memiliki prinsip dasar masing-masing dan dianggap benar oleh pihak yang memegangnya. Oleh karena itu, tidak ada yang salah atau benar dalam penentuan awal puasa ini, semua tergantung pada keyakinan masing-masing. Namun, persatuan dan kesatuan antara NU dan Muhammadiyah tetap harus dijaga khususnya dalam menjalankan ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam. Kita harus senantiasa menghargai perbedaan dan saling menghormati antar sesama umat Islam.


Selain itu, bulan Ramadan juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah kita sebagai umat Islam. Melalui puasa kita diajarkan untuk meningkatkan kesabaran, keikhlasan, dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, bulan Ramadan harus dimanfaatkan dengan baik untuk memperbanyak ibadah seperti sholat tarawih, membaca Al-Quran, dan berinfak kepada yang membutuhkan. Kita juga harus berusaha untuk meningkatkan kebaikan dan memperbanyak amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.

Posting Komentar

0 Komentar